about Surabaya city.

plan a trip in surabaya city by knowing what is in surabaya

Watch Video

History.

Kota Surabaya kental dengan nilai kepahlawanan. Sejak awal berdirinya, kota ini memiliki sejarah panjang yang terkait dengan nilai-nilai heroisme. Istilah Surabaya terdiri dari kata sura (berani) dan baya (bahaya), yang kemudian secara harfiah diartikan sebagai berani menghadapi bahaya yang datang. Nilai kepahlawanan tersebut salah satunya mewujud dalam peristiwa pertempuran antara Raden Wijaya dan Pasukan Mongol pimpinan Kubilai Khan di tahun 1293.

Begitu bersejarahnya pertempuran tersebut hingga tanggalnya diabadikan menjadi tanggal berdirinya Kota Surabaya hingga saat ini, yaitu 31 Mei. Heroisme masyarakat Surabaya paling tergambar dalam pertempuran 10 Nopember 1945. Arek-arek Suroboyo, sebutan untuk orang Surabaya, dengan berbekal bambu runcing berani melawan pasukan sekutu yang memiliki persenjataan canggih. Puluhan ribu warga meninggal membela tanah air. Peristiwa heroik ini kemudian diabadikan sebagai peringatan Hari Pahlawan. Sehingga membuat Surabaya dilabeli sebagai Kota Pahlawan

surabaya tempoe doeloe.

surabaya tempoe doeloe.

surabaya tempoe doeloe.

Asal Usul nama Surabaya

Dahulu kala di lautan luas kerap terjadi perkelahian antara ikan Hiu Sura dengan buaya Baya. Mereka berkelahi untuk memperebutkan mangsa. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama cerdik, sama-sama tangkas, sama-sama rakus, dan sama-sama ganas. Adapula asal-usul Kota Surabaya versi dongeng atau cerita yang tenar di masyarakat, konon terjadi perkelahian sengit antara ikan hiu, yaitu sura atau suro, dengan buaya yaitu baya atau boyo.

Mereka berkelahi untuk memperebutkan mangsa. Akibat perkelahian itu, air di sekitar keduanya menjadi merah oleh darah. Sura menggigit baya di pangkal ekor sebelah kanan, sehingga ekor baya membengkok ke kiri. Sebaliknya, baya juga menggigit ekor sura.

Pertarungan antara kedua binatang itu sangat berkesan bagi masyarakat Surabaya, sehingga nama Surabaya kerap dikaitkan dengan cerita tersebut. Selain itu, lambang Kota Surabaya juga menggunakan gambar ikan hiu dan buaya.

Namun, makna lambang tersebut bukanlah pertarungan antara ikan hiu dan buaya. Lebih tepatnya adalah simbol ikan sura dan buaya atau baya, sehingga menjadi suro ing baya. Artinya, pemuda Surabaya tidak gentar menghadapi bahaya. Patung sura dan baya ini dapat kita temui saat mengunjungi Kota Surabaya, tepatnya di depan Kebun Binatang Surabaya.

SURA dan BAYA

Tradisi Surabaya

tardisi1
Larung Ari-Ari

Tradisi ini dilakukan masyarakat Surabaya, khususnya oleh masyarakat pesisir Surabaya.

Sesuai dengan namanya, prosesi tradisi ini melakukan pelarungan ari-ari bayi yang baru lahir ke laut.

tardisi2
Temu Manten Pegon

Dalam tradisi Temu Manten Pegon, ritual dan pakaian yang digunakan begitu kental dengan unsur budaya Surabaya, Tionghoa, dan Arab.

tardisi
Sedekah Bumi

Sedekah bumi merupakan wujud rasa syukur masyarakat di kawasan Sambikarep setelah menerima hasil bumi yang melimpah. Dengan adanya tradisi ini warga berharap akan diberi banyak limpahan rezeki dan dijauhkan dari bahaya.

tardisi1
Pitonan

Tradisi yang satu ini juga benar-benar unik. Namanya Pitonan. Yakni sebuah tradisi acara selamatan yang dilakukan masyarakat Surabaya terkait kelahiran anak. Tujuannya yakni merayakan kelahiran anak tersebut sehingga sudah sampai di usia tujuh bulan.

Gulat Okol

Budaya unik dari Surabaya berikutnya adalah Gulat Okol. Yaitu sebuah tradisi yang menyajikan pertunjukan permainan gulat. Pemainnya ada dua orang dengan cara bergulat di atas tumpukan jerami.

tardisi
Peningsetan

Tradisi Peningsetan sebenarnya adalah tradisi yang merupakan lanjutan dari proses nakokake. Tradisi ini dilakukan sejumlah rombongan pihak mempelai pria. Mereka datang membawa berbagai macam barang kepada pihak calon mempelai wanita sebagai tanda ikatan.