Dahulu kala di lautan luas kerap terjadi perkelahian antara ikan Hiu Sura dengan buaya Baya. Mereka berkelahi untuk memperebutkan mangsa. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama cerdik, sama-sama tangkas, sama-sama rakus, dan sama-sama ganas. Adapula asal-usul Kota Surabaya versi dongeng atau cerita yang tenar di masyarakat, konon terjadi perkelahian sengit antara ikan hiu, yaitu sura atau suro, dengan buaya yaitu baya atau boyo. Mereka berkelahi untuk memperebutkan mangsa. Akibat perkelahian itu, air di sekitar keduanya menjadi merah oleh darah. Sura menggigit baya di pangkal ekor sebelah kanan, sehingga ekor baya membengkok ke kiri. Sebaliknya, baya juga menggigit ekor sura. Pertarungan antara kedua binatang itu sangat berkesan bagi masyarakat Surabaya, sehingga nama Surabaya kerap dikaitkan dengan cerita tersebut. Selain itu, lambang Kota Surabaya juga menggunakan gambar ikan hiu dan buaya. Namun, makna lambang tersebut bukanlah pertarungan antara ikan hiu dan buaya. Lebih tepatnya adalah simbol ikan sura dan buaya atau baya, sehingga menjadi suro ing baya. Artinya, pemuda Surabaya tidak gentar menghadapi bahaya. Patung sura dan baya ini dapat kita temui saat mengunjungi Kota Surabaya, tepatnya di depan Kebun Binatang Surabaya. makanan wisata